Rabu, 11 Juni 2014

Tujuan Hidup?



 (Sumber gambar : Google)

Sudah lama tidak mengetikkan kata-kata basi, kalimat-kalimat elegi, maupun tragedi yang disulap menjadi ironi. Sudah lama pula tidak berjumpa dengan portal maya ini, menuliskan apa yang tidak seharusnya tertulis, menyusun kata yang tidak seharusnya tersusun menjadi sebuah kalimat. Terlalu lama hingga lupa dengan gaya bahasa sendiri, lupa dengan logat-logat yang terbiasa terlontar, dan berakhir dengan bertele-tele seperti ini.

Namun tetap ada satu hal yang masih mengganggu. Terngiang-ngiang menjadi sebuah pertanyaan yang sama yang dilontarkan bertubi-tubi dan tetap saja aku masih belum bisa menjawabnya, belum sanggup tepatnya. Masih sama, masih seperti beberapa tahun lalu setelah aku meninggalkan sekolah, pertanyaan ini belum juga terjawab.

“Apa tujuan hidupmu ?”

Berkali-kali aku mencoba bertanya pada diriku sendiri, tapi hingga sekarang aku belum bisa menjawabnya dengan pasti, belum sanggup menyatakannya dengan lantang, dengan keberanian untuk menetapkan tujuan hidupku sendiri. Mungkin aku masih terlalu lemah dan tidak percaya pada diriku sendiri.

Tujuan? Dulu aku berpikir tujuan hidupku adalah menikmati hidupku. Namun aku tak kunjung menikmati hidupku dan berakhir dengan bermalas-malasan dan menghambur-hamburkan uang untuk hal-hal yang tidak begitu penting. Kemudian aku berfikir, ini begitu tidak berguna, ini tidak ada artinya, dan malah menjadi beban orang tuaku. Dan aku tahu pasti ini bukan tujuan hidup, tapi malah merepotkan hidup orang lain, menjadi beban. 

Lalu aku berfikir, aku ingin menjadi orang yang lebih berguna dan aku mencoba menjadi relawan, menjadi bagian dari sebuah organisasi. Tapi apa? Bahkan hampir setahun aku tidak merasakan aku ini adalah relawan, karena kau tau apa, semua kegiatan yang aku ikuti hanya  bentuk dari program kerja yang harus segera usai dan harus segera dikerjakan laporan pertanggungjawabannya, membuat bosan dan ingin segera hengkang karena serasa terkekang.

Kemudian sekarang aku mulai berteriak-teriak pada diriku sendiri.

“TUJUAN HIDUPMU ADALAH KELUARGAMU DAN KELUARGA BESARMU. MEREKA MENARUH HARAPAN BESAR PADAMU. JANGAN KECEWAKAN MEREKA. KAMU, KAMU YANG HARUS BISA DIANDALKAN, KAMU HARUS BISA MENJADI TEMPAT MEREKA BERGANTUNG KETIKA MEREKA KESUSAHAN, KAMU HARUS BISA MEMBANTU MEREKA”

“KAMU HARUS BISA MENJADI ORANG, ORANG YANG BISA DIANDALKAN”

Berkali aku teriakkan itu, terngiang-ngiang perkataan mama, bapak, budhe dan bulekku.

“Awakmu kudu dadi wong sukses ndik, ben iso ngewangi dulur-dulurmu seng kesusahan, ngewangi budhe lan bulekmu sing wes mulai berumur iki. Dadi bocah sing iso dibanggaake mama karo bapakmu iki” 

Inikah tujuan hidupku? Bagaimana caraku mengeksekusinya? Sementara diriku yang sekarang ini tidak mempunyai minat pada apapun, tidak ingin berharap apapun dan tidak ingin melakukan apapun.

Inikah? Aku masih takut.

Tidak ada komentar: