Selasa, 16 Oktober 2012

Aku Sayang Mama dan Bapak karena Allah

"Cinta orangtua pada anaknya itu tidak ada bandingnya"

Dulu ketika aku masih tinggal bareng orang tuaku, satu atap, setiap hari ketemu, setiap malam "njagong" bareng di teras rumah, belum terasa sekali kata-kata itu. Acuh kali ya aku waktu itu. Tak peduli sana-sini, melakukan apapun seenak hati, suruh sana suruh sini. Astaghfirullahaladzim lah kalo nginget-inget kelakuanku yang super duper egois kaya dulu. Maunya menang sendiri, maunya diperhatiin sendiri, kalo gak diturutin ngambek, kunci pintu, gak mau ngomong. Bener-bener childish.
Tapi sekarang ketika di perantauan, ketika suara orang tua jarang didengar, ketika wajah mereka yang selama 16 tahun aku tatap setiap hari, aku pandangi setiap pagi tiba-tiba saja tak bisa aku tatap lagi karena sebuah perguruan tinggi resmi menerimaku sebagai salah satu mahasiswa dari Departemennya. Suara yang dulu membangunkan tiap pagi, sarapan yang tak pernah lewat dari jam setengah tujuh pagi, teriakan yang selalu bergema yang selalu menyuruhku untuk berjamaah di masjid dan mengaji setiap habis maghrib kini jarang sekali aku dengar.
Kangen? sangat. Sudah hampir 3 tahun dan aku di perantauan. Di sebuah kota yang katanya kota hujan. Tapi tetap saja, homesick tak bisa dicegah.
Dua hari yang lalu, malam hari. Aku telpon mamaku, mau cerita dan minta bantuan. Tanpa banyak ba-bi-bu terjawab semua pertanyaanku, dibantu pula aku. Tak peduli seberapa besar biayanya. Terharu sekali aku waktu itu. Sementara harapan mama dan bapakku begitu besar kepadaku, aku disini malah sibuk donlod film korea dan baca manga online. Merasa bersalah sekali diriku. Beberapa kalimat yang aku ingat betul, yang membuatku merasa jadi anak yang tak berbakti selama ini,

"Kamu belajar sing tenanan, masalah biaya gak usah dipikirin. Buat kamu sama masjo bapak sama mama pasti usahain. Bapak sama mama pasti doain"

Langsung makjleb, merasa bersalah sangat atas perilaku yang udah aku lakuin. Merasa bersalah karena beratus-ratus jam terbuang percuma, tanpa membaca tanpa bertambah ilmuku.

Mama, Bapak.. Indik minta maaf sebesar-besarnya karena telah membuang-buang waktu dan membuang-buang biaya yang telah kalian keluarkan untukku. Indik minta maaf karena hampir tiga tahun ini terus bermalas-malasan, menyalahkan keadaan. Maaf juga untuk IP yang terus-terusan terjun bebas. Semoga di semester ini bisa naik lagi dan bisa bikin  bapak dan mama bangga lagi. Terus doain indik ya ma, pak..
Semoga Indik jadi anak yang berguna, jadi orang yang bisa bermanfaat, jadi orang yang tidak malas berpikir dan jadi orang sukses nantinya.
Semoga apa yang telah kalian korbankan, kalian usahakan untukku dan untuk pendidikanku tidak sia-sia.
Amin.

"Aku sayang bapak dan mama karena Allah"
*ikut-ikutan Delisha di Hafalan Shalat Delisha, tapi ini memang tulus dari hati dan otak yang sedang sinkron* 


Tidak ada komentar: