Di suatu sore ketika saya pulang dari tempat praktik lapang, saya melihat ada sebuah keluarga yang berjalan di depan rumah kos-kosan saya di malang. Seorang ayah, seorang ibu dan seorang anak perempuannya. Kala itu hujan turun rintik-rintik, hanya gerimis yang membesar perlahan ketika matahari setengah hati menyinari. Tapi tetap saja, ini malang, dingin.
Sang ayah membuka payung yang dia bawa, tak terlalu besar, hanya cukup untuk dua orang saja. Dan sang ayah mengalah, membiarkan payung tersebut digunakan anak dan istrinya. Dengan tangan yang masih menggandeng tangan anak perempuannya dengan tangan kiri dan tangan kanannya memegang bungkusan plastik, dia tetap berjalan beriringan dalam hujan.
Hingga hujan akhirnya mengalah dan berhenti dan sang matahari datang lagi walau masih setengah hati. Sang ayah menutup payungnya lagi dan membawa payung tersebut.
Bahkan dia masih mau membawanya ketika dia sama sekali tidak memakainya. Karena dia seorang ayah dan dia seseorang yang harus melindungi keluarganya.
Begitulah hidup, memang harus ada yang dipercaya untuk melindungi keluarga dan itu tugas ayah. Tak peduli seberapa berat hidupnya, seberapa berat pekerjaannya, dia telah diberi tanggungjawab yang begitu besar. Namun sekarang banyak tokoh ayah yang bahkan malah tak bisa diandalkan sama sekali. Pergi meninggalkan istri dan anaknya hanya untuk kepuasan pribadinya, hanya untuk bersenang-senang dengan alasan pekerjaan sedang anak dan istrinya merindukan kehadiran sosok ayah dalam hidupnya.
Hidup memang begitu aneh. Di sisi lain ada manusia-manusia yang begitu baik, di sisi lainnya lagi semua orang terlihat begitu buruk, begitu busuk.
Sang ayah membuka payung yang dia bawa, tak terlalu besar, hanya cukup untuk dua orang saja. Dan sang ayah mengalah, membiarkan payung tersebut digunakan anak dan istrinya. Dengan tangan yang masih menggandeng tangan anak perempuannya dengan tangan kiri dan tangan kanannya memegang bungkusan plastik, dia tetap berjalan beriringan dalam hujan.
Hingga hujan akhirnya mengalah dan berhenti dan sang matahari datang lagi walau masih setengah hati. Sang ayah menutup payungnya lagi dan membawa payung tersebut.
Bahkan dia masih mau membawanya ketika dia sama sekali tidak memakainya. Karena dia seorang ayah dan dia seseorang yang harus melindungi keluarganya.
Begitulah hidup, memang harus ada yang dipercaya untuk melindungi keluarga dan itu tugas ayah. Tak peduli seberapa berat hidupnya, seberapa berat pekerjaannya, dia telah diberi tanggungjawab yang begitu besar. Namun sekarang banyak tokoh ayah yang bahkan malah tak bisa diandalkan sama sekali. Pergi meninggalkan istri dan anaknya hanya untuk kepuasan pribadinya, hanya untuk bersenang-senang dengan alasan pekerjaan sedang anak dan istrinya merindukan kehadiran sosok ayah dalam hidupnya.
Hidup memang begitu aneh. Di sisi lain ada manusia-manusia yang begitu baik, di sisi lainnya lagi semua orang terlihat begitu buruk, begitu busuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar