Terima kasih untuk waktu yang telah dibuang-buang selama ini ndik. Memang banyak yang harus disesali tapi untuk menghabiskan seluruh waktumu hanya untuk menyesali apa yang telah kamu lakukan, rasanya itu benar-benar membuang waktumu jauh lebih banyak. Kau melakukan suatu hal dan kau salah dan kau menyesalinya itu wajar. Namun ketika kau berdiam diri tidak melakukan apapun, lantas kau berharap sesuatu yang baik akan datang kepadamu dan kau terus-terusan menunggu hingga apa yang kau harapkan itu tak kunjung datang, lalu kau mulai marah pada dirimu karena tidak melakukan apapun lantas kau menyesalinya, aku pikir kau aneh.
Kau bisa berkehendak, kau bisa berharap apapun, namun ketika ada orang lain menekanmu kau begitu ketakutan. Takut orang itu tak akan mempercayaimu lagi, takut orang itu akan pergi dan meninggalkanmu, takut orang itu tak akan menemuimu lagi, dan kau akhirnya mengikuti apa yang orang lain inginkan hanya karena kau takut sendirian. Yah, kau takut sendirian.
Kau bisa berucap, tertawa kencang, berteriak lantang, namun ketika pendapatmu tidak sepaham dengan mereka kau malah terdiam. Dimana keberanianmu? Lenyap kemana? Kau punya hak untuk bersuara, bukan hanya memendamnya sendirian. Kau begitu takut ditertawakan, takut dianggap remeh, hingga akhirnya kau hanya bisa bilang iya, dan tidak menolak apapun yang mereka katakan, hanya karena ketakutan kau akan dianggap rendah. Kau hanya ketakutan.
Lantas apa? Aku tidak ingin mengumbar apa-apa, aku hanya ingin memperingatkanmu. Kau juga manusia yang layak untuk menjadi berani, tidak ada yang menghalangimu bahkan dirimu sendiri. Ketakutanmu selama ini kau sendirilah yang menciptakannya. Bahkan ketika kau berfikir kau akan menjadi kau yang lebih berani, aku yakin pasti semesta mendukungmu, begitupun aku, dirimu ini.
Aku tidak akan memaksamu, karena akupun merasakan ketakutan yang sama, namun aku akan menjadi berani untuk diriku sendiri, perlahan, mengubahmu menjadi seseorang yang tak takut dicap sebagai orang mati ataupun orang yang tak tahu diri. Karena berdiri itu hak setiap orang, berlari juga hak setiap orang. Kau bisa berusaha. Siapa bilang orang itu tercipta seperti adanya sekarang. Semua orang berusaha, begitupun kau, begitupun aku.
Selamat berusaha lebih keras, untuk hidup yang lebih berani, untuk hidup yang lebih tahu diri dan memahami serta lebih mengerti tentang hakikat hidup atau mati, sendiri atau bersama, dan bersosialisasi lebih baik serta lebih bisa mengontrol diri sendiri dan lebih bisa menempatkan diri.
Salam,
Otak Kecilmu.
Kau bisa berkehendak, kau bisa berharap apapun, namun ketika ada orang lain menekanmu kau begitu ketakutan. Takut orang itu tak akan mempercayaimu lagi, takut orang itu akan pergi dan meninggalkanmu, takut orang itu tak akan menemuimu lagi, dan kau akhirnya mengikuti apa yang orang lain inginkan hanya karena kau takut sendirian. Yah, kau takut sendirian.
Kau bisa berucap, tertawa kencang, berteriak lantang, namun ketika pendapatmu tidak sepaham dengan mereka kau malah terdiam. Dimana keberanianmu? Lenyap kemana? Kau punya hak untuk bersuara, bukan hanya memendamnya sendirian. Kau begitu takut ditertawakan, takut dianggap remeh, hingga akhirnya kau hanya bisa bilang iya, dan tidak menolak apapun yang mereka katakan, hanya karena ketakutan kau akan dianggap rendah. Kau hanya ketakutan.
Lantas apa? Aku tidak ingin mengumbar apa-apa, aku hanya ingin memperingatkanmu. Kau juga manusia yang layak untuk menjadi berani, tidak ada yang menghalangimu bahkan dirimu sendiri. Ketakutanmu selama ini kau sendirilah yang menciptakannya. Bahkan ketika kau berfikir kau akan menjadi kau yang lebih berani, aku yakin pasti semesta mendukungmu, begitupun aku, dirimu ini.
Aku tidak akan memaksamu, karena akupun merasakan ketakutan yang sama, namun aku akan menjadi berani untuk diriku sendiri, perlahan, mengubahmu menjadi seseorang yang tak takut dicap sebagai orang mati ataupun orang yang tak tahu diri. Karena berdiri itu hak setiap orang, berlari juga hak setiap orang. Kau bisa berusaha. Siapa bilang orang itu tercipta seperti adanya sekarang. Semua orang berusaha, begitupun kau, begitupun aku.
Selamat berusaha lebih keras, untuk hidup yang lebih berani, untuk hidup yang lebih tahu diri dan memahami serta lebih mengerti tentang hakikat hidup atau mati, sendiri atau bersama, dan bersosialisasi lebih baik serta lebih bisa mengontrol diri sendiri dan lebih bisa menempatkan diri.
Salam,
Otak Kecilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar