Dia tak tahu dia berdegup untuk siapa. Setiap kali memandang awan matanya mulai berair, dia mulai menangis. Ada kerinduan disana, dimana disetiap detik yang dimilikinya terasa kosong. Hampa, tanpa kawan tanpa lawan. Tidak ada yang membuatnya tertarik dengan dunia, tapi dia ingin tetap merasa dunia. Bagaimana dia merasakan jenaka, merasa tawa yang nyata, bukan palsu yang dipaksakan. Degup yang dimilikinya seperti hanya hiasan belaka. Ada dan membuatnya bernyawa, tapi tidak membuatnya merasakan hidupnya, tidak membuatnya merasakan hal yang nyata.
Dia tak tahu dia berdegup untuk siapa.
Dia tak tahu dia berdegup untuk siapa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar