Kau adalah antagonis yang aku benci setengah mati. Kau adalah
manusia sadis yang aku hindari selama ini. Yang tanpa sadar menjejalkan
teorema-teorema kehidupanmu dalam kepalaku. Memaksaku untuk menerima segala
hipotesismu yang aku tahu itu belum tentu benar. Tapi tetap saja, akhirnya
akulah yang mengikutimu, akulah yang mengikuti kehendakmu, akulah yang terjatuh
dalam genggamanmu. Kau, yang bahkan kehadiranmu tak dapat kurasakan seutuhnya.
Kau, yang datang dan pergi semaumu, yang berkata-kata sesukamu.
-Awan untuk Langit-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar