Sampai matiku kalian tetaplah saudaraku.
Belasan tahun terlalui, rentang waktu kelahiran kami memang tak terpaut begitu jauh. Hanya beberapa bulan atau beberapa tahun. Aku yang pertama di kloter ini. Lima bulan lebih tua dari kedua sepupuku yang lahir di bulan september 1993, vita dan mbak endah. Selanjutnya di tahun yang sama nita dan api menyusul, di tahun 1994 tangis mereka pecah, dan senyum orang tua kami merekah. Akhirnya menjadi ibu, akhirnya anak kedua lahir, akhirnya menjadi budhe pakdhe atau bulek paklek, akhirnya aku punya sepupu baru lagi. Beberapa bulan di tahun berikutnya, tahun 1995 giliran adit yang merasakan dunia untuk pertama kalinya. Bumi ini menyatukan kami dalam ikatan persaudaraan.
Kloter sebelum kami jaraknya terpaut hampir 6 tahun. Kakakku yang tertua, mas johan di tahun 1987 menggetarkan udara dengan tangisnya. Disusul ida dan dek anik di tahun berikutnya. Mereka adalah penjaga kami. Menuntun kami karena mereka yang lebih dulu menjejak dunia.
Kloter terakhir adalah iin dan bila. Bocah yang sekarang menjejak masa remaja. Jaga diri baik-baik ya bocah-bocah bandel. Tinggi mereka berdua malah melampauiku sekarang.
Terima kasih Tuhan telah memberikan ikatan ini pada kami. Persaudaraan ini sebisa mungkin akan kami jaga seperti orang tua kami menjaga persaudaraan mereka. Kami sebisa mungkin akan mewujudkan mimpi-mimpi mereka yang tertunda. Terima kasih untuk kasih sayang yang tak terbatas selama ini.