Rabu, 04 November 2015
Selasa, 01 September 2015
Lengah.
Namun ada yang salah. Dia mulai lelah. Bahkan sebelum dia mendaratkan langkah.
Dia mulai lengah, mungkin karena jengah.
Dia kembali tak berarah.
mungkin tak ada lagi darah, tak ada lagi sepatah langkah.
Jumat, 12 Juni 2015
Random
Meski kau bilang berkali-kali kau tidak ingin tau, kau selalu berakhir dengan mencari tau. Dan kemudian kau berulah seperti kau tidak tau.
Kau tau, kau tidak mau tau, tapi kau tidak mau tidak tau, dan malah mencari tau.
Karena kau terlalu peduli, tapi berpura-pura tidak mengerti, biar dianggap tidak peduli. Padahal kau tau pasti kau begitu peduli.
Kamis, 30 April 2015
Jengkal
Terkadang ada dan menjadi aral,
terkadang ada dan menjadi kurawal yang justru mengawal.
Tergantung dari sudut mana orang itu memandangnya.
Jengkal menjadikan jeda ada.
Menjadikan spasi menjadi hal yang bukan lagi basa-basi.
Jengkal juga bisa menjadi sesal.
Ketika keberadaannya tidak diharapkan ada,
namun malah dia muncul dimana-mana.
Jengkal yang menjengkelkan, ada juga.
Jumat, 06 Februari 2015
?
Meski ada juga manusia yang begitu baik pada manusia lainnya.
Terima kasih Allah.
Jika harus melewati jalan berputar aku tidak akan mempermasalahkannya. Mungkin aku hanya akan sedikit menggerutu mengapa Engkau tidak menyetujui proposal hidupku, namun aku tak akan pernah berani untuk mengingkari kehendak-Mu, karena manusia hanya bisa berencana kan?
Dalam setiap kegagalan kau selalu memberi pelajaran, bahwa keberuntungan memang tidak selalu di pihakku, bahwa terlalu puas pada diri sendiri dan terlalu berharap dengan sesuatu justru akan menyakiti diriku sendiri. Engkau membiarkan aku merasakan sakitnya, engkau membiarkan aku mengalaminya, dan memberiku peringatan bahwa itu sebenarnya itu hanyalah baru sebagian kecil kepahitan yang akan aku terima, hanya sebagian kecil.
Dan bahkan Engkau memberiku kesempatan untuk tidak menyerah. Dan aku semakin sadar Engkau mencintai dan menyayangi umatMu dengan jalanMu sendiri, jalan yang lebih baik dari yang hambaMu pikirkan. Engkau selalu membimbing kami dan mengarahkan kami pada jalur yang Engkau anggap itu jalan terbaik untuk kami.
Terima kasih Allah.
Aku harap aku bisa mendapatkan jalan terbaik yang telah Engkau siapkan, meski berkali menelan pahit, meski berkali terjatuh dan tertatih. Aku yakin Engkau akan membimbingku.
Kebayoran Baru, 6 Februari 2015.
Kamis, 01 Januari 2015
Satu, dua.
Gemparku teredam gegarmu.
Hening menyelimuti diri yang mulai terbagi
Mungkin satu dari kita memang tidak pernah menghendaki
Satu menjadi dua, dua menjadi satu
Kupikir ini hanya pikiran yang berombak,
Yang akan segera menjadi buih kemudian
Namun tanpa sadar pikiran ini mulai terbelah
Berontak berbelok arah
Aku mengharap jalan yang lurus tanpa halangan
Namun kau mencari-cari rintangan
Dan kita tidak pernah menemukan setitikpun jawaban
Akan sebuah pertemuan yang pernah digariskan
Saling mengenyahkan jelas bukan jawaban,
Karena kita tahu garis terbuat dari banyak titik
Dan hujan terdiri dari banyak rintik
Aku rasa kita masih bisa bertransformasi dalam gerak-gerik
Beradu dalam nada berisik
Dan mempertahankan kaki yang berderik
Dalam satu yang terdiri dari dua,
Dan dua yang menjadi satu.
Sang Kanan.
Aku tahu semua inderamu menginginkannya. Aku tahu kau ingin merasakannya lebih. Tapi manusia kanan tidak akan pernah menerima si kiri. Dan kau bertindak sebagai si kiri karena kau tahu kau tak akan bisa menjadi kanan. Karena dalam aliran darahmu mengalir darah manusia kiri. Kau mencoba tak peduli, menyiratkan segala inginmu yang membuncah dari lubuk hati. Kau mencoba tak peduli, mengacuhkan sisi kanannya dan mengacuhkan sisi kirimu. Kau mencoba tak peduli, namun percuma. Karena dia adalah sang kanan. Sang kanan akan mendambakan kebenaran menyelimutinya. Sang kanan hanya akan mengisi hidupnya dengan kebaikan. Sang kanan tidak kan pernah melanggar apa kata Tuhannya. Sang kanan hanyalah sang kanan, yang tak akan pernah menerima keberadaan si kiri. Karena dia adalah sang kanan.
Berani? Kapan?
"Kamu tunggu sampai kamu cukup berani? Kapan?" Ingat betul aku, itu yang kau ucapkan padaku ketika hal yang terucap dari mulutku hanyalah "nanti, jika aku sudah berani"
Benar kata orang, memulai itu tidak mudah. Tapi tanpa memulai semuanya tidak akan berubah. Aku tetap disini dan kau semakin menjauh.
Meskipun berkali aku membela diri, penantian ini pasti ada ujungnya, menungguku ini juga pasti ada akhirnya. Namun sepertinya tidak ada yang setuju denganku.
"Kamu belum siap? Kamu tidak akan pernah siap jika kamu selalu berfikir kamu belum siap."
"Aku tahu kamu bukan orang yang suka mempersiapkan diri, aku tahu kamu bukan orang yang suka dengan segala macam rencana. Aku tahu kamu bukan orang yang suka berjalan di garis lurus. Namun aku juga tahu kamu bukan orang yang mudah memulai, kamu bukan orang yang mudah membuka diri, kamu akan menolak orang yang mencoba menyakitimu. Aku tahu. Tapi itu semua bukan alasan untukmu tidak menapak hidup yang lebih jauh lagi, itu bukan alasan untukmu untuk berhenti dan berdiam diri. Itu bukanlah alasan untukmu mematikan inginmu."
"Stop all your denial, try to go out from your box. There is a beautiful life in front of you that you can't see because you never open your eyes and your minds"
"Kapan kamu memberanikan diri?"
Kotak tua
Dia punya begitu banyak rahasia, yang di disimpannya dalam sebuah kotak tua. Kotak yang diberikan padanya semenjak umurnya menginjak delapan. Kotak yang disimpannya di bawah dipan dan tak ada seorangpun yang tau keberadaannya.
Isi dari kotak itu mungkin hanya dia yang tahu. Segala bahagianya yang begitu sederhana, segala ketakutan yang merayapinya, segala sakit hati yang telah dia lipat berkali-kali, segala tentang hidupnya, bahkan hatinya yang selama ini tidak pernah dia percayakan pada siapapun dia simpan disana. Dia simpan dan hanya dia simpan, tanpa ada keinginan untuk membiarkan orang lain mengintipnya.
Mungkin benar kotak itu buat orang lain hanya sekedar sampah tua yang layak untuk di bakar bahkan diloakkan. Tapi untuknya, kotak itu adalah hidupnya. Kotak itu adalah museum hidupnya, yang telah menampung segala cerita masa lalunya dan yang akan menyimpan segala kisah masa depannya. Kotak itu hanyalah miliknya.
Meski sekarang telah berdebu dan warnanya menjadi kelabu, kotak tua itu tetap dia simpan di bawah dipan dan dia buka untuk meyimpan ketika dia mulai kesakitan. Kotak itulah yang bisa meredakan sakitnya meski tidak akan pernah bisa mengobatinya.
Hanya kotak itu.