Bagaimana rasanya kamu dikukuhkan dengan segala tendensi, dengan segala preferensi yang membenarkan satu hal yang sering kamu sebut dengan ilusi. Sedangkan jiwamu perlahan-lahan mati, dibunuh oleh segala inginmu akan dunia. Dan kamu dengan bodohnya masih terus tertawa, mencoba mengisi apa yang melompong, mencoba mengisi kematian jiwamu dengan humor yang tidak kamu mengerti. Padahal aku tahu, kamu ketakutan setengah mati.
Kamu menunda semuanya, bahkan kau juga menunda waktumu untuk menghidupkannya lagi. Kamu terlalu kiri, selalu mengagungkan otak kiri. Mendewakan rutinitas yang sama setiap hari. Hanya untuk pengakuan sehari kamu berupaya setengah mati, tapi tidak ada jejak yang kamu tinggalkan sebagai sebuah jejak memori, pudar begitu saja karena terlalu geli untuk memikirkannya kembali.
Kamu menunda semuanya, bahkan kau juga menunda waktumu untuk menghidupkannya lagi. Kamu terlalu kiri, selalu mengagungkan otak kiri. Mendewakan rutinitas yang sama setiap hari. Hanya untuk pengakuan sehari kamu berupaya setengah mati, tapi tidak ada jejak yang kamu tinggalkan sebagai sebuah jejak memori, pudar begitu saja karena terlalu geli untuk memikirkannya kembali.