Menjadikanmu sebuah patokan sepertinya adalah sebuah keputusan yang sangatlah salah. Aku pikir kau ada untuk menanti, hingga aku akhirnya pun menanti. Aku pikir kau ada untuk menunggu, makanya akupun menunggumu. Tapi di jalan yang sejajar ini kau malah berbelok dan berpindah tujuan. Membuatku kebingungan, membuatku merasa konyol karena mengikuti kecepatanmu. Sepertinya hanya ada satu otak yang berharap, dan hanya sendirian berharap. Dan satu otak lainnya pergi entah kemana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar