Kamis, 01 Januari 2015

Terkadang....

Satu, dua.

Gemparku teredam gegarmu.
Hening menyelimuti diri yang mulai terbagi
Mungkin satu dari kita memang tidak pernah menghendaki
Satu menjadi dua, dua menjadi satu
Kupikir ini hanya pikiran yang berombak,
Yang akan segera menjadi buih kemudian
Namun tanpa sadar pikiran ini mulai terbelah
Berontak berbelok arah
Aku mengharap jalan yang lurus tanpa halangan
Namun kau mencari-cari rintangan
Dan kita tidak pernah menemukan setitikpun jawaban
Akan sebuah pertemuan yang pernah digariskan

Saling mengenyahkan jelas bukan jawaban,
Karena kita tahu garis terbuat dari banyak titik
Dan hujan terdiri dari banyak rintik
Aku rasa kita masih bisa bertransformasi dalam gerak-gerik
Beradu dalam nada berisik
Dan mempertahankan kaki yang berderik
Dalam satu yang terdiri dari dua,
Dan dua yang menjadi satu.

Sang Kanan.

Aku tahu semua inderamu menginginkannya. Aku tahu kau ingin merasakannya lebih. Tapi manusia kanan tidak akan pernah menerima si kiri. Dan kau bertindak sebagai si kiri karena kau tahu kau tak akan bisa menjadi kanan. Karena dalam aliran darahmu mengalir darah manusia kiri. Kau mencoba tak peduli, menyiratkan segala inginmu yang membuncah dari lubuk hati. Kau mencoba tak peduli, mengacuhkan sisi kanannya dan mengacuhkan sisi kirimu. Kau mencoba tak peduli, namun percuma. Karena dia adalah sang kanan. Sang kanan akan mendambakan kebenaran menyelimutinya. Sang kanan hanya akan mengisi hidupnya dengan kebaikan. Sang kanan tidak kan pernah melanggar apa kata Tuhannya. Sang kanan hanyalah sang kanan, yang tak akan pernah menerima keberadaan si kiri. Karena dia adalah sang kanan.

Berani? Kapan?

"Kamu tunggu sampai kamu cukup berani? Kapan?" Ingat betul aku, itu yang kau ucapkan padaku ketika hal yang terucap dari mulutku hanyalah "nanti, jika aku sudah berani"

Benar kata orang, memulai itu tidak mudah. Tapi tanpa memulai semuanya tidak akan berubah. Aku tetap disini dan kau semakin menjauh.

Meskipun berkali aku membela diri, penantian ini pasti ada ujungnya, menungguku ini juga pasti ada akhirnya. Namun sepertinya tidak ada yang setuju denganku.

"Kamu belum siap? Kamu tidak akan pernah siap jika kamu selalu berfikir kamu belum siap."

"Aku tahu kamu bukan orang yang suka mempersiapkan diri, aku tahu kamu bukan orang yang suka dengan segala macam rencana. Aku tahu kamu bukan orang yang suka berjalan di garis lurus. Namun aku juga tahu kamu bukan orang yang mudah memulai, kamu bukan orang yang mudah membuka diri, kamu akan menolak orang yang mencoba menyakitimu. Aku tahu. Tapi itu semua bukan alasan untukmu tidak menapak hidup yang lebih jauh lagi, itu bukan alasan untukmu untuk berhenti dan berdiam diri. Itu bukanlah alasan untukmu mematikan inginmu."

"Stop all your denial, try to go out from your box. There is a beautiful life in front of you that you can't see because you never open your eyes and your minds"

"Kapan kamu memberanikan diri?"

Kotak tua

Dia punya begitu banyak rahasia, yang di disimpannya dalam sebuah kotak tua. Kotak yang diberikan padanya semenjak umurnya menginjak delapan. Kotak yang disimpannya di bawah dipan dan tak ada seorangpun yang tau keberadaannya.

Isi dari kotak itu mungkin hanya dia yang tahu. Segala bahagianya yang begitu sederhana, segala ketakutan yang merayapinya, segala sakit hati yang telah dia lipat berkali-kali, segala tentang hidupnya, bahkan hatinya yang selama ini tidak pernah dia percayakan pada siapapun dia simpan disana. Dia simpan dan hanya dia simpan, tanpa ada keinginan untuk membiarkan orang lain mengintipnya.

Mungkin benar kotak itu buat orang lain hanya sekedar sampah tua yang layak untuk di bakar bahkan diloakkan. Tapi untuknya, kotak itu adalah hidupnya. Kotak itu adalah museum hidupnya, yang telah menampung segala cerita masa lalunya dan yang akan menyimpan segala kisah masa depannya. Kotak itu hanyalah miliknya.

Meski sekarang telah berdebu dan warnanya menjadi kelabu, kotak tua itu tetap dia simpan di bawah dipan dan dia buka untuk meyimpan ketika dia mulai kesakitan. Kotak itulah yang bisa meredakan sakitnya meski tidak akan pernah bisa mengobatinya.

Hanya kotak itu.